Teknis Budidaya Udang

 

Asalamualaikum wr.wb dan salam sejahtera bagi sahabat pertanianpeternakan11.blogspot.com. Sahabat disini sudah taukan dengan salam satu ikan yang sangat kaya akan protein ini yaitu udang ya udang!!!Sahabat mari belajar bersama bagaimana teknis budidaya udang.

Udang merupakan komoditas yang penting dalam dunia perikanan,karena nilai ekonomisnya yang tinggi.Ada dua jenis udang yang banyak di budidayakan di Indonesia yaitu udang Windu (Penaeus monodon) dan udang Vanemei (Lithopenaeus vannamei).


Tenis Yang Perlu Diperhatikan Dalam Budidaya Udang

1.Lokasi lahan


Lokasi lahan yang baik untuk budidaya udang ialah daerah pantai dengan tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mampu menahan air dan tidak mudah pecah.Ada air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimalnya 26-30°C dan juga bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur,pakan,pupuk,obat obatan dan lain sebagainya.Pada tambaknyang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau generator sendiri.

2.Berdasarkan intensitas dan padat tebarnya budidaya udang dibedakan menjadi tiga yaitu:

a.Tanbak tradisional:dengan ciri biasanya di lahan pasang surut yang umumnya rawa bakau.Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur,belum menggunakan pupuk dan obat obatan dan program pakanya tidak teratur dan pada tebar rendah.

b.Tambak semi intensif: dengan ciri lokasi tambak sudah pada daerah terbuka,bentuk petakanya teratur tapi masih berupa petakan uang luas (1-2 ha/petakan),padat penebaran masih rendah,Penggunaan pakan buatanasih sedikit.

c.Tambak intensif: Dengan ciri lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas,ukuran petakan dibuat kecil (kurang dari 1 ha),padat tebar benih tinggi,sudah menggunakan kincir,pupuk serta program pakan yang baik.


PENGOLAHAN LAHAN

Guna mendapatkan hasil panen yang baik,sekaligus menjaga kelestarian  lingkungan budidaya,wajib hukumnya dilakukan pengolahan lahan yang meliputi 

a.Pengangkatan lumpur:Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan,kotoran udang dan dari udang yang mati.Kotoran tersebut harus dikeluarkan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.

b.Pembalikan tanah: Tanah di dasar tambak Perlu juga dibalik dengan cara di bajak atau di cangkul untuk membebaskan gas gas beracun (H2S dan amoniak) yang terikat pada partikel tanah,untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit penyakit karena terkena sinar matahari.

c.Pengapuran: untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit penyakit.Dilakukan dengan kapur Zeolit dan dolomit dengan dosis masing-masing 500 kg/ha atau sesuai keasaman tanah.

d.Pengeringan: Setelah tanah di kapur biarkan tanah hingga kering dan pecah pecah,untuk membunuh bibit penyakit 

e.Pemasukan air: Setelah dibiarkan tiga hari air dimasukan ke tambak.Pemasukam air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan selama.tiga hari,untuk memberi kesempatan bibit Bibit plankton tumbuh.Setelah itu air dimasukan hingga minimal 80 cm.Perlakuan saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak.Untuk menyuburkan plankton sebelum benur di tebar,air dikapur dengan dolomit atau zeolit dengan dosis 300 kg/ha.


PEMILIHAN BENUR

Benur atau benih udang yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi.daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi,berwarna tegas/tidak pucat baik itu hitam maupun merah,aktif bergerak,sehat dan memiliki alat tubuh yang lengkap.Penebaran benur dilakukan setelah air jadi,yaitu setelah plakton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm.Penebaran benur dilakukan dengan sangat hati hati,karena benur masih lemah dan mudah stres pada lingkungan yang baru

Tahap Penebaran Benur 

1.Adaptasi suhu : Plastik wadah benur direndam selama 15-30 menit,supaya terjadi penyesuaian suhu antara air di kolam dan di plastik.

2.Adaptasi udara: Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya.Biarkan terbuka dan terapung selama 15-30 menit supaya terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam plastik.

3.Adaptasi kadar garam/salinitas: Dilakukan dengan cara memercikan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit.Tujuanya supaya terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya,sehingga benur bisa menyesuaikan dengan salinitas air tambak.

4.Pengeluran benur:Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak.Biarakan benur keluar sendiri ke air tambak.sisa benur yang tidak keluar sendiri bisa dimasukan ke tambak dengan perlahan dan hati hati.

PEMELIHARAAN 

Pada awal budidaya sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hama,guna memudahkan pemberian pakan.Sekat tersebut bisa diperluas sesuai perkembangan udang setelah 1 minggu sekat bisa dibuka.Pada bulan pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air harus selalu stabil.Penambahan atau pergantian air harus dilakukan dengan hati hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis.

Mulai umur 30 hari bisa dilakukan sampling untuk mengetahui perkembangan udang melalui pertambahan berat udang.Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300.Untuk selanjutnya smpling dilakukan tiap 7-10 hari sekali.Produksi bahan organik terlarut yang berasal dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi,oleh karena itu sebaiknya air diberikan perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha

Mulai umur 60 hari ke atas yang diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang.Setiap menunjukkan kondisi air yang jelek ditandai dengan warna air yang keruh,kecerahan rendah sebaiknya segera lakukan pergantian air.Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi akan menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun,akibatnya udang akan mudah stres.Yang di tandai dengan udang tidak mau makan,kotor dan diam di sudut sudut tambak yang bisa menyebabkan kanibalisme.


PANEN

Udang dipanen disebabkan karena sudah tercapainya bobot panen (panen normal) atau karena terserang penyakit (panen emergency).Panen normal biasanya dilakukan pada umur lebih dari 90 hari,dengan berat normal rata-rata 40-50.Sedangkan panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih).Selain itu ada juga panen persial yaitu untuk mengurangi populasi/kepadatan udang.Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah berukuran besar,kulit keras,bersih,licin,bersinar,alat tubuh lengkap,masih hidup dan segar.Waktu panen yang baik adalah malam atau dini hari,supaya udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.


PAKAN UDANG

Pakan udang ada 2 macam,yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton,siput siput kecil,cacing kecil,anak serangga dan detrius (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk).Untuk pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet.Pada budidaya yang semi intensif apalagi intensif pakan buatan sangat diperlukan.Karenq dengan padat penebaran yang tinggi,pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul.sifat kanibalisme udang.Pakan pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.

Kebutuhan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg.Selanjutnyq tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari.Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan.Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam.Size 166-66 adalah 2,5 jam,size 66-40 adalah 1,5 jam dari pemberian.Untuk meningkatkan pertumbuhan udang perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan yang mengandung mineral mineral penting,protein,lemak dan vitamin.


PENYAKIT PADA UDANG 

Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah:

1.Bintik putih pada udang windu.Ini disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus).Seranganya sangat cepat dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam bisa mati.
Gejalanya:Jika udang masih hidup berenang dengan.tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati.adanya bintik putih di cangkang (Carapace),sangat peka terhadap perubahan lingkungan.Virus bisa berkembang biak dengan cepat pada lingkungan tambak yang jelek dan kemudian menyebar lewat inang,yaitu kepiting dan udang liar,terutama udang putih.Belum ada obat untuk penyakit ini.
Cara antisipasinya: dengan di usahakan supaya tidak ada udang liar dan kepiting masuk ke kolam budidaya.

2.Penyakit Myonecrosis atau yang lebih di kenal dengan penyakit MIO pada udang vanamei.Ciri udang yang terkena penyakit ini adalah adanya kematian di bagian/beberapa segmen tubuhbudang.Udang yang baru terkena MIO akan terlihat ada bagian tubuh udang yang dagingnya berubah menjadi warna putih kemudian lama kelamaan akan membesar dan menyebar ke segmen di sampingnya yang lama kelamaan akan berubahenjqdi warna merah.Akibat dari penyakit ini adalah adanya kematian udang secara kontinyu.Kematiam biasanya akan meningkat pada saat bulan purnama atau bulan mati.Penyakit ini biasanya muncul pada musim panas pada tambak yang mempunyai kualitas air kurang stabil dan terjadi fluktuasi suhu dan pH yang terlalu tinggi,yaitu tambak dengan kepadatan plankton tinggi dan sukar dikendalikan.Selain itu sering muncul pada tambak dengan kandungan bahan organik tinggi.

3.Penyakit kotoran putih (White Feces Desease).penyakit ini bisa menyerang baik udang windu maupun udang Vanemei.Ciri yang khas dari penyakit ini adalah munculnya kotoran putih yang mengembang di tambak.Penyebab munculnya penyakit ini adalah penurunan kualitas air akibat akumulasi bahan organik di tambak.Gejal yang ditimbulkan penyakit ini penurunan nafsu makan,biasanya muncul pada usia di atas 60 hari.Walaupun tidak mematikan secara langsung namun bisa merugikan karena udang menjadi keropos,dagingvtidak maksimal dan angka konversi pakan tinggi.

Catatan: Penyakit penyakit tadi walaupun penyebab langsungnya adalah infeksi agen Pembawa penyakit,namun pemicunya adalah penurunan kualitas air.Maka dari itu kuncinya kita harus selalu bisa mengontrol kesembilan dan kebersihan air.

Sahabat dengan artikel di atas kita telah belajar bagaimana teknis budidaya udang semoga bermanfaat sahabat 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyakit pada sapi dan cara mengobati

Tanam padi dari bibit sampai panen

Penyakit Pada Ikan Di Kolam Budidaya